UNSUR INTRINSIK CERPEN BANUN
1.
Tema
Tema pada cerpen “Banun” adalah keberanian sesorang yang tidak
memperdulikan omongan orang lain tentang dirinya demi masa depan dia dan
keluarganya. Banun terkenal dengan orang yang kikir namun sebenarnya Banun
adalah seorang pekerja keras yang dengan gigih berjuang utuk kehidupan dirinya
dan anak-anaknya.
2.
Tokoh
Ada beberapa tokoh dalam cerpen “Banun” yaitu
Banun
Rimah
Nami
Palar
3.
Penokohan
Banun : tangguh, keras kepala, pekerja keras
Rimah : pembantah
Nami : pembantah
Palar : pemalas, pendendam, ceroboh
4.
Latar
a.
Latar tempat : desa tempat
Banun tinggal, rumah Banun, rumah Palar
b.
Latar suasana : menegangkan
ketika Palar datang ke rumah Banun untuk meminang Rimah namun Banun menolaknya
dengan wajah sinis.
c.
Latar waktu : pagi hari, siang
hari
5.
Alur
Menggunakan alur campuran karena menceritakan asal-muasal Banun dijuluki
Banun Kikir
6.
Sudut Pandang
Pada cerpen “Banun” tersebut menggunakan sudut pandang orang ketiga yaitu
penggunaan nama yang sering digunakan pengarang dalam menceritakan tokoh
utamanya yaitu Banun
7.
Amanat
Amanat pada cerpen “Banun” adalah jangan pernah menilai orang hanya dari
kebiasaaan yang dilakukan tanpa pernah tahu apa maksud dan tujuan orang itu
melakukannya. Jadilah orang yang selalu bekerja keras dalam melakukan segala
pekerjaan.
Mengkonversi Teks Cerpen Juru Masak Menjadi Puisi
Sang
Juru Masak ”
Oleh Khoirul Huda
Makaji…
Sang juru masak handal
Sang juru masak besar
Sang juru masak jagoan
Makaji…
Hatimu sungguh mulia
Tanpa pandang bulu kau bantu orang
Tak peduli hajatan sebesar semut ataupun sekecil
gajah
Makaji…
Kau bagai presiden
Tanpa campur tanganmu
Perhelatanpun tak jalan mulus
Tamu undanganpun akan sesal
Masakan yang disajikanpun hambar
Tapi kau mau bantu setiap orang
Makaji…
Kami orang beruntung punya engkau
Makaji…
Kami bangga pada engkau
Semoga kebaikan engkau dibalas sang khaliq
Makaji…
Tapi kau telah tinggalkan kami
Kau telah pergi bersama
raja kecil engkau
Tapi setidaknya
Kami senang melihat engkau bahagia
Berdiri di samping raja kecil engkau
Sekali lagi
Terimakasih ucap kami pada engkau wahai Makaji
0 comments:
Post a Comment